Header Ads

Laga Derby d’Wilis di Menangkan Madiun Putra FC

Laga Derby d’Wilis di Menangkan Madiun Putra FC
Partai panas derby d’Wilis akhirnya dimenangkan Madiun Putra FC (MPFC). Laskar Blue Force-julukan MPFC-pantas ditahbiskan sebagai penguasa Wilis setelah sore kemarin (10/5) mengalahkan sang ‘saudara tiri’ Perseman Manokwari dengan skor 1-0 (0-0). Kedua tim memang ber-homebase di Stadion Wilis dalam mengarungi kompetisi Divisi Utama (DU) musim 2014.

Adalah bomber asal Pantai Gading Toure Mochtar yang mampu menyelamatkan muka tuan rumah. Striker berusia 21 tahun itu sukses menjalankan tugasnya sebagai algojo penalti pada menit ke-87. Mochtar juga menjadi aktor di balik lahirnya penalti setelah dijatuhkan pemain belakang Perseman di kotak terlarang. Wasit Marjoko asal Sukoharjo langsung menunjuk titik putih atas pelanggaran yang menimpa Mochtar.

Raihan victory ini sekaligus mematahkan ‘kutukan’ hasil imbang yang diraih MPFC pada beberapa laga kandang sebelumnya. ‘’Kemenangan di Wilis ini sudah kami tunggu-tunggu, anak-anak sudah kerja keras meraihnya,’’ kata owner MPFC Bambang Irianto kepada Jawa Pos Radar Madiun.

Tito Purnomo dkk bermain menekan sejak kick off babak pertama. Pertandingan baru berjalan dua menit, Mochtar langsung memiliki peluang emas. Sayang, meski tinggal berhadapan dengan kiper Perseman Caytanus Ohoilulin, tendangan kaki kirinya berhasil ditepis sempurna.

Pada menit 32 giliran Anderson Da Silva melepaskan tendangan voli, namun Caytanus kembali melakukan penyelamatan gemilang. Berselang sepuluh menit, ganti Perseman yang mendapat peluang emas melalui kaki Marthen Ayomi. Sialnya, bola hasil tendangannya dua kali membentur mistar. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, MPFC yang memainkan skema 4-4-2 bermain semakin ngotot. Setidaknya Mochtar punya dua peluang emas, namun gagal dikonversi sebagai gol. Pada paro babak kedua, coach Wahyudi menambah daya gedor dengan memasukkan striker Agus Yulianto menggantikan Hayen Suparno. 

Skema pun berubah menjadi 4-3-3. dengan trio Agus Yulianto-Mochtar-Purniawan. Wahyudi juga sempat mengganti Purniawan dengan Wendyk Setyo. Tekanan tuan rumah semakin tinggi dan praktis MPFC unggul dari sisi ball possession. Sementara, Perseman yang tertekan mengandalkan serangan balik secara sporadis.

Perubahan taktik itu terbukti ampuh. Bahkan, di menit-menit akhir babak kedua diinstruksikan menyerang total dengan skema 4-2-4. Hasilnya, pergerakan Mochtar di area pertahanan lawan memaksa pemain Perseman melakukan pelanggaran hingga berbuah penalti.

BI menyampaikan, timnya tidak mau terulang hasil seri di kandang. Di sisi lain, pemain juga termotivasi lantaran haus kemenangan di kandang. Kendati begitu, dia mengakui Perseman tim yang bagus. ‘’Saya juga respek kepada The Mad yang sudah memberikan dukungan penuh, boleh diatur nanti kapan bertemu,’’ ujarnya.

Sementara, coach MPFC Wahyudi mengaku bersyukur ‘kutukan’ bermain seri di Wilis berakhir. Pada dua laga home sebelumnya melawan PSS Sleman dan PSIM Jogjakarta, MPFC hanya mampu bermain imbang. ‘’Kami puas dengan hasil ini. Gol itu juga buah kerja keras Mochtar sepanjang pertandingan yang punya banyak peluang,’’ ungkapnya.

Terlepas kemenangan yang diraih, Wahyudi tetap melakukan evaluasi lini depan dan tengah. Menurutnya, ketajaman barisan striker akan mendapat perhatian penuh. Khususnya, menjelang laga melawan Persenga Nganjuk 14 Mei mendatang. ‘’Kemenangan ini menjadi modal positif, Wilis sudah bersahabat dengan MPFC, terima kasih support dari The Mad,’’ ungkapnya.

The Mad Mania yang memilih sektor tribun biru memang all out memberikan dukungan ke tim. Ribuan The Mad ber-dreng…deng…deng ria memenuhi tribun khusus suporter tersebut. Selain menyanyikan chant, pemain ke-12 ini juga menyuguhkan koreo ‘1986’, yang menandai lahirnya MPFC. Dalam salah satunya yelnya, The Mad menyanyikan pula ingin bertemu owner MPFC yang juga Wali Kota Madiun Bambang Irianto.

Sementara itu, coach Perseman Wanderley Junior mengaku dirugikan dengan keputusan wasit yang memberikan hadiah penalti bagi MPFC di menit-menit akhir laga. Pelatih asal Brasil ini menilai Toure Mochtar melakukan diving karena merasa tidak satu pun pemain belakang Samba Papua-julukan Perseman Manokwari-yang melakukan pelanggaran. ‘’Semua orang bisa lihat itu bukan sebuah pelanggaran. Itu hanya kepintaran Toure yang menipu wasit,’’ ucapnya. 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.