Ramai Dengan Hasil Seri

Kapten PSMS Sumardi A (5) tengah mematahkan serangan yang dilancarkan pemain sayap Persib Sukowiyono. Pertandingan ini dimenangkan Persib 2-0. (Dokumentasi Tabloid BOLA)
PSIS Semarang meskipun
pada penampilan awalnya dalam kompetisi Divisi Utama PSSI Wilayah Timur
mengalami demam panggung, kalah 2-0 dari Persebaya Surabaya di Stadion
10 November, menjadi tim yang punya peluang paling besar untuk maju ke
semi-final di Jakarta.
Tim yang mendapat julukan jago lapangan becek itu, memimpin putaran kedua di Wilayah Timur. Dan apapun hasil pertandingan
Kamis lalu di Stadion Diponegoro melawan Perseman Manokwari, tidak akan mengubah posisi PSIS di urutan teratas klasemen sementara.
Dari enam pertandingan yang sudah dimainkan anak-anak Semarang, mereka bukan hanya unggul dalam pengumpulan angka. 9 hasil dari 4 kali menang, sekali seri dan kalah, tapi juga lebih baik dari 5 tim lainnya dalam selisih gol (7-4).
Melibat materi pemain yang dimiliki tim asuhan pelatih nasional Sartono, para pengamat sepakbola menilai bahwa PSIS merupakan
tim paling padu dibandingkan Persebaya, Persipura, PSM, Perseman, dan Persiba.
Perseman Manokwari
Dari enam tim yang ada di Wilayah Timur, Perseman merupakan kesebelasan yang penampilannya merosot secara drastis, bila dibandingkan dengan musim kompetisi 1985-1986. Tim finalis kompetisi yang lalu ini, harus bekerja keras untuk bisa tampil di Stadion Utama Senayan.
Mereka harus mengamankan 4 pertandingan sisanya di babak penyisihan, termasuk melawan PSIS Semarang, Kamis lalu, bila tidak ingin terlempar masuk dalam 6 Kecil. Satu-satunya kemenangan dari 6 pertandingan yang sudah dimainkan, mengalahkan Persiba 3-2
.
Selain menghadapi PSIS, anak-anak asuhan Paul Cumming masih harus bermain melawan PSM di Semarang, melawan Persipura dan Persebaya di Surabaya. Pada putaran pertama PSIS unggul 2-0 atas Perseman, di Jayapura kedua tim asal Irja itu bermain 2-2,
di Ujungpandang tim tuan rumah menahan Manokwari 1-1, lalu di Surabaya Perseman dikalahhan Persebaya 2-1.
Melihat penampilan Perseman pada putaran pertama, usaha mereka meraih tiket ke semi-final memang berat. Tapi siapa tahu pelatih asal Inggris yang menangani tim itu menemukan formula baru di putaran kedua, sehingga bisa menjadi wakil Wilayah Timur tampil di Stadion Utama Senayan, bersama dua tim lainnya dari wilayah itu.
Persiba Balikpapan
Pendatang baru dalam Divisi Utama, Persiba Balikpapan, tampaknya hampir dapat dipastikan kehilangan peluang ke semi-final.
Mereka sudah memainkan 6 pertandingan dan belum pernah menang. Baru mengumpulkan angka 3 dari hasil tiga kali seri.
Dan Kamis lalu Persiba menjadi tuan rumah menghadapi PSM di Balikpapan. Lalu, dua pertandingan berikutnya pun dimainkan di
Balikpapan, menghadapi Semarang dan Surabaya. Meskipun bertanding di kandang sendiri, bukan jaminan buat tim dari kota minyak ini meraih kemenangan. Hasil maksimal yang mereka capai di kandang sendiri adalah seri, bahkan mereka dikalahkan Perseman.
Sampai pertandingan Rabu lalu, di mana Persebaya menjadi tuan rumah melawan Persipura dengan hasil tanpa gol, pertandingan di
Wilayah Timur ini ramai dengan hasil seri. Baru PSIS yang mampu meraih kemenangan 4 kali dan hanya seri dan kalah sekali.
Tim lainnya lebih banyak bermain seri. Persebaya yang sudah bermain 6 kali, menang 2 kali, seri 3 kali, dan kalah sekali. Bahkan Persipura dari 7 pertandingannya, 5 kali seri dan sekali menang serta kalah. PSM yang bermain 5 kali bermain seri 3 kali, menang dan kalah sekali. Perseman yang bertanding 6 kali, 3 kali seri, 2 kali kalah dan sekali menang. Sedangkan Persiba yang bermain 6 kali, hasil seri dan kalah sama banyaknya, yakni 3.
Melihat sistem kompetisi 1986-1987 dengan home and away, baik buat mereka yang berada di Wilayah Barat maupun Timur, sangat
dirasakan berat. Memang, waktu bertanding tidak sepadat kompetisi yang lama, tapi perjalanan yang membutuhkan jangka waktu
panjang, sangat melelahkan dan menghabiskan dana buat setiap tim.
Wajar kalau beberapa ofisial sudah mengeluh dan merasa berat sistem pertandingan tandang dan kandang itu.
(Penulis: Sam Lantang - Tabloid BOLA, edisi no. 153, 30 Januari 1987)
Kamis lalu di Stadion Diponegoro melawan Perseman Manokwari, tidak akan mengubah posisi PSIS di urutan teratas klasemen sementara.
Dari enam pertandingan yang sudah dimainkan anak-anak Semarang, mereka bukan hanya unggul dalam pengumpulan angka. 9 hasil dari 4 kali menang, sekali seri dan kalah, tapi juga lebih baik dari 5 tim lainnya dalam selisih gol (7-4).
Melibat materi pemain yang dimiliki tim asuhan pelatih nasional Sartono, para pengamat sepakbola menilai bahwa PSIS merupakan
tim paling padu dibandingkan Persebaya, Persipura, PSM, Perseman, dan Persiba.
Perseman Manokwari
Dari enam tim yang ada di Wilayah Timur, Perseman merupakan kesebelasan yang penampilannya merosot secara drastis, bila dibandingkan dengan musim kompetisi 1985-1986. Tim finalis kompetisi yang lalu ini, harus bekerja keras untuk bisa tampil di Stadion Utama Senayan.
Mereka harus mengamankan 4 pertandingan sisanya di babak penyisihan, termasuk melawan PSIS Semarang, Kamis lalu, bila tidak ingin terlempar masuk dalam 6 Kecil. Satu-satunya kemenangan dari 6 pertandingan yang sudah dimainkan, mengalahkan Persiba 3-2
.
Selain menghadapi PSIS, anak-anak asuhan Paul Cumming masih harus bermain melawan PSM di Semarang, melawan Persipura dan Persebaya di Surabaya. Pada putaran pertama PSIS unggul 2-0 atas Perseman, di Jayapura kedua tim asal Irja itu bermain 2-2,
di Ujungpandang tim tuan rumah menahan Manokwari 1-1, lalu di Surabaya Perseman dikalahhan Persebaya 2-1.
Melihat penampilan Perseman pada putaran pertama, usaha mereka meraih tiket ke semi-final memang berat. Tapi siapa tahu pelatih asal Inggris yang menangani tim itu menemukan formula baru di putaran kedua, sehingga bisa menjadi wakil Wilayah Timur tampil di Stadion Utama Senayan, bersama dua tim lainnya dari wilayah itu.
Persiba Balikpapan
Pendatang baru dalam Divisi Utama, Persiba Balikpapan, tampaknya hampir dapat dipastikan kehilangan peluang ke semi-final.
Mereka sudah memainkan 6 pertandingan dan belum pernah menang. Baru mengumpulkan angka 3 dari hasil tiga kali seri.
Dan Kamis lalu Persiba menjadi tuan rumah menghadapi PSM di Balikpapan. Lalu, dua pertandingan berikutnya pun dimainkan di
Balikpapan, menghadapi Semarang dan Surabaya. Meskipun bertanding di kandang sendiri, bukan jaminan buat tim dari kota minyak ini meraih kemenangan. Hasil maksimal yang mereka capai di kandang sendiri adalah seri, bahkan mereka dikalahkan Perseman.
Sampai pertandingan Rabu lalu, di mana Persebaya menjadi tuan rumah melawan Persipura dengan hasil tanpa gol, pertandingan di
Wilayah Timur ini ramai dengan hasil seri. Baru PSIS yang mampu meraih kemenangan 4 kali dan hanya seri dan kalah sekali.
Tim lainnya lebih banyak bermain seri. Persebaya yang sudah bermain 6 kali, menang 2 kali, seri 3 kali, dan kalah sekali. Bahkan Persipura dari 7 pertandingannya, 5 kali seri dan sekali menang serta kalah. PSM yang bermain 5 kali bermain seri 3 kali, menang dan kalah sekali. Perseman yang bertanding 6 kali, 3 kali seri, 2 kali kalah dan sekali menang. Sedangkan Persiba yang bermain 6 kali, hasil seri dan kalah sama banyaknya, yakni 3.
Melihat sistem kompetisi 1986-1987 dengan home and away, baik buat mereka yang berada di Wilayah Barat maupun Timur, sangat
dirasakan berat. Memang, waktu bertanding tidak sepadat kompetisi yang lama, tapi perjalanan yang membutuhkan jangka waktu
panjang, sangat melelahkan dan menghabiskan dana buat setiap tim.
Wajar kalau beberapa ofisial sudah mengeluh dan merasa berat sistem pertandingan tandang dan kandang itu.
(Penulis: Sam Lantang - Tabloid BOLA, edisi no. 153, 30 Januari 1987)
Post a Comment