Header Ads

Mengenang Ribut Waidi, Legenda Pengharum Nama Bangsa

Perseman Manokwari news - Ribut Waidi adalah salah satu pemain sepakbola terbaik di negeri ini. Ia meninggal dunia dalam usia 49 tahun, Minggu (3/6) pagi akibat serangan jantung. Sebelumnya, Ribut yang juga menjadi legenda PSIS Semarang itu dirawat di RSUD Tugurejo, Semarang.

Aksi Ribut Waidi yang membuat ia terkenal saat membela Timnas Indonesia vs Malaysia di final SEA Games 1987 di Kuala Lumpur. Gol satu-satunya dalam pertandingan itu membawa Indonesia meraih emas pertama cabang sepakbola di SEA Games.

Ribut Waidi lahir di Trangkil, Pati, 5 Desember 1962. Pemain ini sebelumnya melambung berkat sentuhan Pelatih PSIS Semarang Sartono Anwar. Di eranya, PSIS Semarang berhasil merebut juara Perserikatan tahun 1987 untuk pertama kalinya. Dalam final, PSIS Semarang mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0. Setelah itu ia masuk ke tim nasional untuk ikut membela Indonesia di SEA Games. Almarhum adalah teman se angkatan Adolf Kabo,Jonas Sawor legenda sepak bola Perseman Manokwari di era 80-an.

 Ribut Waidi saat membela PSIS Semarang duel dengan Iwan Sunarya (Persib Bandung) 1986 (dok. Admin)

SEA Games 1987

Julukan sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia tidak terlalu berlebihan untuk diberikan kepada Ribut Waidi, mantan pemain nasional dan PSIS Semarang. Betapa tidak, dialah pencetak satu-satunya gol penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia pada SEA Games 1987.
  
 Ribut Waidi saat membela Timnas PSSI Sea Games (dok. Admin)

Ribut membobol gawang Malaysia setelah berhasil mengecoh dan melewati barisan pertahanan negeri jiran itu. Gol tunggal tersebut memberikan sejarah baru sepak bola Indonesia sejak pertama kali ikut SEA Games pada tahun 1977. Untuk pertama kalinya tim nasional meraih medali emas cabang sepak bola. Setelah itu, tim nasional kembali meraih medali emas di SEA Games Manila 1991. "Yang lebih menegangkan lagi, gol itu terjadi pada menit ke-15 perpanjangan waktu pertama. Waktu itu jalannya pertandingan memang sangat menegangkan," kata Ribut.

Saat itu jutaan pasang mata menyaksikan kepiawaian Ribut dalam mengolah si kulit bundar dan menyelamatkan tim nasional di depan publiknya sendiri. Ribut pun diarak mengelilingi lapangan.
Itulah kenangan yang paling tak terlupakan bagi Ribut. Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, jantung Ribut ikut bergetar. Ia tak kuasa menahan air mata. "Meski saya anak ndeso, saya sudah ikut memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui sepak bola," kata Ribut.
Kini, setelah pensiun dari dunia sepak bola, Ribut Waidi bekerja sebagai karyawan di Pertamina.

Karier klub


Untuk mengingat jasa serta pengabdiannya kepada bangsa dan negara serta Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang bahkan mendirikan patung Ribut Waidi sedang menggiring bola di Jalan Karang Rejo, jalur utama menuju Stadion Jatidiri, Semarang.

Selamat jalan mas Ribut Waidi semoga amal ibadah di terima disisi Yang Maha Kuasa, Amin

Referensi : dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. Selamat jalan bang Ribut Waidi, namamu selalu akan dikenang dalam kancah sepakbola Indonesia ...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.