Header Ads

Beratnya Melakoni Laga di Tanah Papua (1)


Selalu Kalah di Tiga Musim Terakhir

KEKALAHAN PSIS atas Perseman Manokwari dalam laga lanjutan Divisi Utama Grup 2 kemarin semakin menambah panjang catatan tak pernah menang Mahesa Jenar atas tim-tim Papua selama tiga musim terakhir. Bertandang ke Stadion Sanggeng, Manokwari, anak-anak Semarang menyerah oleh gol tunggal kapten Perseman, Alex Aronggear menit 52.

Pada laga sebelumnya, Imral Usman cs juga dipaksa takluk oleh Persiram Raja Ampat dengan skor 2-3. Sempat unggul 2-0 melalui gol Imral Usman menit 11 dan Rodrigo Santoni (13), tuan rumah sukses mencetak tiga gol balasan dari kaki Sander Malibela (24) serta penalti Marwansyah Agung (43) dan Bill Solossa (55).

Musim kompetisi kali ini, PSIS tergabung di Grup 2 bersama Perseman Manokwari dan Persiram Raja Ampat. Di putaran pertama lalu, PSIS mencatat hasil imbang tanpa gol saat bersua Persiram di Stadion Jatidiri.

 Sedangkan saat menjamu Perseman di laga berikutnya, tim besutan pelatih Bonggo Pribadi sukses meraih tiga angka melalui gol tunggal Peter M Kuoh. Dalam tiga musim terakhir, statistik menunjukkan bond kebanggaan warga Kota Semarang ini selalu tak berdaya kala tampil di Papua. Saat berlaga di Liga Super 2008/2009 misalnya, sukses meraih kemenangan 1-0 saat menjamu Persipura Jayapura di leg pertama, giliran bermain di Stadion Mandala Jayapura, PSIS takluk empat gol tanpa balas.

Persipura sendiri akhirnya tampil sebagai kampiun kompetisi di akhir musim.Masih di musim yang sama, melawan tim Papua lainnya Persiwa Wamena prestasi yang ditorehkan jauh lebih memprihatinkan. PSIS menuai dua kali kekalahan baik saat laga kandang maupun tandang.

Usai menuai kemenangan atas Persipura, PSIS yang ketika itu dilatih oleh Bambang Nurdiansyah dipermalukan Persiwa 0-2 dalam laga yang berlangsung di hadapan publiknya sendiri. Dua gol tim tamu ketika itu dilesakkan oleh Imanuel Padwa dan Pieter Rumaropen.

Di putaran kedua, tren tersebut kembali berlanjut. Bermain di Stadion Pendidikan Wamena kandang Persiwa, PSIS takluk setengah lusin gol tanpa balas. Kuatrik Boakay Edi Fooday menit 42, 46, 58 dan 62 serta dua gol Redouane Barkaoui menit 44 dan 66 benar-benar menjadi mimpi buruk bagi penjaga gawang Agus Murod.

Kekalahan Terbesar

Di musim pertama setelah degradasi ke Divisi Utama tahun lalu, prestasi Mahesa Jenar lebih tragis lagi. Setelah bermain imbang 1-1 dengan Persidafon Dafonsoro di Stadion Jatidiri, publik sepakbola Kota Semarang dipaksa menyaksikan tim kebanggaannya dipermak sepuluh gol tanpa balas kala bermain di Stadion Barnabas Youwe, Sentani markas Persidafon.

Tak pelak kekalahan tersebut menuai kekecewaan banyak pihak. Sebagian besar dari mereka mempertanyakan komitmen pemain kepada tim. Setyo Agung Nugroho yang kala itu menjadi manajer tim juga tak habis pikir melihat kekalahan timnya yang disebut-sebut sebagai kekalahan terbesar dalam sejarah tim.

"Sejak awal kami memang telah memperkirakan tidak mudah mencuri poin di Papua. Tapi sebagai seorang profesional, pemain harus tetap berusaha meraih hasil maksimal," kata manajer tim PSIS Teguh Setyono yang mendampingi tim tur ke Papua musim ini. Dikatakannya, manajemen hanya sebatas memfasilitasi segala kebutuhan tim selama tur berlangsung.

(Dian Chandra/CN26)




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.