Elthon Sang Mahasiswa Kehutanan Memilih Sepak Bola
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Siapa tak kenal Elthon Maron, striker asal Biak yang telah membela PSIM Yogya selama hampir dua musim. Lika-liku perjuangannya agar bisa masuk skuad PSIM, dibuktikan saat mengadu nasib di klub berjuluk Parang Biru ini.
Meski sempat ditentang sang ayah, Elthon tetap bersikeras. "Saya bersama Steven Imbiry (gelandang), akhirnya ikut seleksi ke Yogyakarta," kenang mantan pemain Persewon Wondama Papua Barat ketika ditemui Tribun Jogja di Wisma PSIM, Sabtu (19/2/2011).
Cita-cita bisa masuk divisi utama tercapai lewat pembuktian kegigihannya ikut tes seleksi. Ia pun mengaku kaget saat mendapat telepon dari manajer tim Aji Sutarto. “Awalnya tak percaya, apalagi saya lolos dan disuruh balik ke Yogyakarta," ujarnya mengenang saat-saat dimana ia merapat ke tubuh PSIM.
Sebelumnya, Elthon mengawali karirnya sebagai pemain sepak bola di Persewon Wondama. "Saya tidak menyangka bisa masuk ke divisi utama, " ujarnya sambil tersenyum ceria.
Elthon, sempat tidak direstui sang ayah, karena ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan di Universitas Negeri Papua (Unipa), angkatan 2008. Namun, tekadnya menjadi bintang besar lewat rumput hijau dan kulit bundar, sangat besar. "Dulu ayah sempat melarang kepergian saya, beliau tidak mengizinkan saya, sebelum masuk klub besar," aku pemain yang tak lama lagi melepaskan statuts lajangnya.
Kini, ia tercatat sebagai seorang pemain inti PSIM. Pecinta bola sejak kelas dua SD merasa bersyukur bisa masuk tim sekelas Laskar Mataram. Ia mengaku, selalu menjaga daya tahan fisiknya. Ia juga berharap PSIM dapat masuk delapan besar, putaran kedua liga Ti-phone.
"Saat ini yang bisa aku lakukan, menjaga kondisi dan fisik, agar tampil maksimal," ujar pemain yang berharap tidak berada pada posisi cadangan ini.
Di setiap waktu senggang, Elthon menghabiskan waktu bermain futsal bersama sepupunya. "Aku suka futsal, kalau tidak, nongkrong sambil memancing di daerah Nologaten," ungkap penghobi memancing ini.(*)
Meski sempat ditentang sang ayah, Elthon tetap bersikeras. "Saya bersama Steven Imbiry (gelandang), akhirnya ikut seleksi ke Yogyakarta," kenang mantan pemain Persewon Wondama Papua Barat ketika ditemui Tribun Jogja di Wisma PSIM, Sabtu (19/2/2011).
Cita-cita bisa masuk divisi utama tercapai lewat pembuktian kegigihannya ikut tes seleksi. Ia pun mengaku kaget saat mendapat telepon dari manajer tim Aji Sutarto. “Awalnya tak percaya, apalagi saya lolos dan disuruh balik ke Yogyakarta," ujarnya mengenang saat-saat dimana ia merapat ke tubuh PSIM.
Sebelumnya, Elthon mengawali karirnya sebagai pemain sepak bola di Persewon Wondama. "Saya tidak menyangka bisa masuk ke divisi utama, " ujarnya sambil tersenyum ceria.
Elthon, sempat tidak direstui sang ayah, karena ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan di Universitas Negeri Papua (Unipa), angkatan 2008. Namun, tekadnya menjadi bintang besar lewat rumput hijau dan kulit bundar, sangat besar. "Dulu ayah sempat melarang kepergian saya, beliau tidak mengizinkan saya, sebelum masuk klub besar," aku pemain yang tak lama lagi melepaskan statuts lajangnya.
Kini, ia tercatat sebagai seorang pemain inti PSIM. Pecinta bola sejak kelas dua SD merasa bersyukur bisa masuk tim sekelas Laskar Mataram. Ia mengaku, selalu menjaga daya tahan fisiknya. Ia juga berharap PSIM dapat masuk delapan besar, putaran kedua liga Ti-phone.
"Saat ini yang bisa aku lakukan, menjaga kondisi dan fisik, agar tampil maksimal," ujar pemain yang berharap tidak berada pada posisi cadangan ini.
Di setiap waktu senggang, Elthon menghabiskan waktu bermain futsal bersama sepupunya. "Aku suka futsal, kalau tidak, nongkrong sambil memancing di daerah Nologaten," ungkap penghobi memancing ini.(*)
Post a Comment