Cari Pengganti Ali, Perseman Buru Andi Oddang
MANOKWARI – Striker PSM Makassar, Andi Oddang, tengah diincar manajemen Perseman. Pemain berusia 29 tahun itu dinilai potensial untuk menggantikan posisi striker asal Maroko, Ali Tallouk, yang diisukan hengkang usai jeda putaran pertama
Dipulangkannya Ali didasari pertimbangan performa yang ditunjukkan legion asing itu, dalam putaran pertama kompetisi lalu.
Hal ini dikatakan Ketua Harian Perseman, Bons.S.Rumbruren kepada Cahaya Papua, Kamis (10/2). Menurutnya, jeda kompetisi tengah dimanfaatkan Perseman untuk melakukan evaluasi dan membenahi kekurangan tim.
“Kita akan pulangkan Ali. Ini sudah jelas seperti yang disampaikan oleh manager tim. Penggantinya, kini managemen tengah menjajaki Andi Odang asal PSM-Makasar. Jika sepakat dengan kontrak, Ia siap bergabung,” ungkap Bons, sapaan akrabnya.
Khusus pemain lokal, managemen tetap memberikan kesempatan dan pembinaan agar mampu unjuk gigi bermain lebih baik lagi. Saat ini, aku Bons, tim besutan Djoko Susilo (DJS) ini masih butuh pemantapan, baik di lini depan maupun lini bertahan.
“Yang dikwatirkan jika Alex Robinson tidak main, maka harus ada pengantinya yang sepadan. Posisi Alex juga sedang dicarikan solusinya,” beber Bons.
Sementara posisi kiper, Jendry Pitoy tetap akan dipertahankan karena performanya baik dan sangat membantu, terutama soal memotivasi rekan-rekannya. Sesuai jadwal, dalam masa jeda kompetisi Divisi Utma, Perseman juga akan berpartisipasi dalam Piala Indonesia. Dipastikan, 13 Februari mendatang, seluruh punggawa Perseman sudah harus berkumpul kembali.
Lapis Kulit
Meski menorehkan prestasi yang cukup mumpuni dengan berada di posisi 3 klasemen sementara Perseman Manokwari dianggap belum punya “lapisan kulit” alias tim pelapis. Kelemahan ini menjadi “PR” besar manajemen Hinocoffu (ular putih).
“Kita (Perseman, red) akui tim lapis itu hingga kini belum ada dan ini yang harus dipikirkan ke depan oleh managemen,” kata Ketua harian Perseman, Bons. S.Rumbruren.
Menurutnya, Perseman harus pula memiliki tim pelapis U-18 dan U-21 untuk membekup pemain di tim utama, jika cedera atau berhalangan turun. Hal ini diakibatkan minimnya sokongan anggaran untuk penyelenggaraan kompetisi lokal, sebagai pemibinaan dan pembibitan pemain berbakat.
“Selain anggaran, Perseman juga tak didukung infrastruktur olahraga yang memadai sehingga selama ini hanya mengandalkan stadion Sanggeng dan sejumlah lapangan alternatif sebagai tempat latihan,” jelas Bons.
Sebagai Tim asal Papua Barat, tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi provinsi ke 33 di Indonesia ini. Pasalnya, 2 tim (Perseman dan Persiram-Raja Ampat) kini belaga dalam kompetisi Divisi Utama.
“Manajemen perseman menyampaikan apresiasi yang besar bagi Pemprov atas perhatiannya. Kedepan, yang sangat dibutuhkan adalah lapangan latihan yang sama sekali belum dimiliki,” sebutnya.
“Termasuk rehab stadion Sanggeng yang masih banyak kekurangannya. dan juga masalah lampu yang tidak berfungsi,” tutup Bons. (FAR)
Dipulangkannya Ali didasari pertimbangan performa yang ditunjukkan legion asing itu, dalam putaran pertama kompetisi lalu.
Hal ini dikatakan Ketua Harian Perseman, Bons.S.Rumbruren kepada Cahaya Papua, Kamis (10/2). Menurutnya, jeda kompetisi tengah dimanfaatkan Perseman untuk melakukan evaluasi dan membenahi kekurangan tim.
“Kita akan pulangkan Ali. Ini sudah jelas seperti yang disampaikan oleh manager tim. Penggantinya, kini managemen tengah menjajaki Andi Odang asal PSM-Makasar. Jika sepakat dengan kontrak, Ia siap bergabung,” ungkap Bons, sapaan akrabnya.
Khusus pemain lokal, managemen tetap memberikan kesempatan dan pembinaan agar mampu unjuk gigi bermain lebih baik lagi. Saat ini, aku Bons, tim besutan Djoko Susilo (DJS) ini masih butuh pemantapan, baik di lini depan maupun lini bertahan.
“Yang dikwatirkan jika Alex Robinson tidak main, maka harus ada pengantinya yang sepadan. Posisi Alex juga sedang dicarikan solusinya,” beber Bons.
Sementara posisi kiper, Jendry Pitoy tetap akan dipertahankan karena performanya baik dan sangat membantu, terutama soal memotivasi rekan-rekannya. Sesuai jadwal, dalam masa jeda kompetisi Divisi Utma, Perseman juga akan berpartisipasi dalam Piala Indonesia. Dipastikan, 13 Februari mendatang, seluruh punggawa Perseman sudah harus berkumpul kembali.
Lapis Kulit
Meski menorehkan prestasi yang cukup mumpuni dengan berada di posisi 3 klasemen sementara Perseman Manokwari dianggap belum punya “lapisan kulit” alias tim pelapis. Kelemahan ini menjadi “PR” besar manajemen Hinocoffu (ular putih).
“Kita (Perseman, red) akui tim lapis itu hingga kini belum ada dan ini yang harus dipikirkan ke depan oleh managemen,” kata Ketua harian Perseman, Bons. S.Rumbruren.
Menurutnya, Perseman harus pula memiliki tim pelapis U-18 dan U-21 untuk membekup pemain di tim utama, jika cedera atau berhalangan turun. Hal ini diakibatkan minimnya sokongan anggaran untuk penyelenggaraan kompetisi lokal, sebagai pemibinaan dan pembibitan pemain berbakat.
“Selain anggaran, Perseman juga tak didukung infrastruktur olahraga yang memadai sehingga selama ini hanya mengandalkan stadion Sanggeng dan sejumlah lapangan alternatif sebagai tempat latihan,” jelas Bons.
Sebagai Tim asal Papua Barat, tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi provinsi ke 33 di Indonesia ini. Pasalnya, 2 tim (Perseman dan Persiram-Raja Ampat) kini belaga dalam kompetisi Divisi Utama.
“Manajemen perseman menyampaikan apresiasi yang besar bagi Pemprov atas perhatiannya. Kedepan, yang sangat dibutuhkan adalah lapangan latihan yang sama sekali belum dimiliki,” sebutnya.
“Termasuk rehab stadion Sanggeng yang masih banyak kekurangannya. dan juga masalah lampu yang tidak berfungsi,” tutup Bons. (FAR)
Post a Comment